Menjadi Besar

0

Written on 8:08 AM by Aljas Hammar

Janganlah takut terhadap kebesaran
ada orang yang lahir dengan kebesaran
ada yang masih harus meraih kebesaran
dan ada yang kepadanya disodorkan kebesaran
WM. Shakespeare
Malam keduabelas


Sekolah menengah dan perguruan tinggi telah mengajarkan beberapa mata pelajaran dengan sangat terperinci. Tapi ada beberapa pelajaran yang menurut saya sangat besar nilainya bagi seseorang yang ingin membuat karir di bidang bisnis yang tidak mereka ajarkan.
Sampai saat ini saya masih terus belajar, menggali pengetahuan dari berbagai macam sumber termasuk dari mereka yang sudah berpengalaman dalam hal ini.
Bagaimana mereka pada saat-saat mengatasi rintangan-rintangan yang menghadang. Pergumulan yang dilakukan oleh banyak orang muda lainnya yang mencoba memantapkan dirinya dalam dunia ini. Ada beberapa pergumulan yang rasanya seperti jatuh dari lereng gunung yang tinggi. Tapi kemudian berhasil kembali mendaki, walaupun kadang-kadang yang didaki itu tidak setinggi yang pertama. Saat-saat bagaimana mereka pertama kali memperlihatkan harapan untuk berhasil dalam dunia usaha.

Thomas Henry Huxley pernah berkata, " Ada untungnya bila kita melakukan beberapa kesalahan kecil pada saat usia muda."

Beberapa kesalahan kecil memang baik tapi yang penting adalah bagaimana supaya berhasil mengatasinya dan bukannya menjadi ketagihan untuk berbuat salah seperti yang dilakukan oleh beberapa orang, karena kurangnya pengarahan, kurang kemauan dan hasrat untuk mempelajari hukum paling dasar untuk maju.

Blog ini ditulis dengan harapan bahwa kita bisa terbantu mengurangi sebagian dari jebakan-jebakan hidup atau menunjukkan cara untuk menghindar dan melompatinya. Kepada orang-orang muda yang terjun ke dalam dunia bisinis dan kepada beberapa dari mereka yang telah lebih dulu berkecimpung disana, perlu ditekankan bahwa proses belajar tidak berhenti pada saat kau meninggalkan bangku sekolah. Bahkan pelajaran sebenarnya baru dimulai dan kalau kau ingin keberhasilan datang mengetuk pintumu, maka kau perlu memberikan tenaga dan perhatian yang lebih besar, ketimbang dahulu pada waktu di bangku sekolah. Kaulah yang lebih dahulu harus mengetuk pintu keberhasilan itu, daripada menunggu dia yang mengetuk pintumu.

Sudah tak perlu diperdebatkan, kerja keras merupakan syarat untuk meraih keberhasilan. Tapi itu saja tidak cukup, salah satu senjata terbaik yang perlu dimiliki orang-orang yang terjun ke dalam kancah pertempuran dunia bisnis adalah akal sehat untuk menyusun suatu rencana yang terarah dan metode penerapan yang terorganisir. Demikian pula saudara kembarnya yaitu tanggung jawab. Karakteristik inilah yang menjadi landasan keberhasilan.
Berani Bermimpi - Berani Mencoba - Berani Gagal - Berani Berhasil

referensi : "Surat-Surat Seorang Usahawan Kepada Puteranya", G. Kingsley Ward

Whole Brainer

0

Written on 2:13 PM by Aljas Hammar

Saat ini otak kanan sedang naik daun. Dimana-mana santer sekali otak sebelah kanan ini disebut-sebut. Para mentor wirausaha gencar memprovokasi untuk lebih sering menggunakan otak kanan. Ada juga buku yang menarik perhatianku karena gaya bahasanya yang cukup menghebohkan karya Ippho Santosa PhG "13 Wasiat Terlarang, Dahsyat Dengan Otak Kanan" yang secara mendalam membahas kelebihan dari penggunaan otak kanan. Nah pertanyaannya kalau ada otak kanan berarti ada otak kiri donk... emang otak kiri gak penting yach kok yang disebut-sebut otak kanan melulu. Apa sich maksudnya kok ada otak kanan dan otak kiri?


Okey coba kita sejenak melihat ke belakang...
Sejak Prof Roger Sperry, penerima Nobel dalam bidang kedokteran berkat penelitian mereka pada "Split Brain" otak manusia tahun 1982 melalui penelitian panjangnya bertahun-tahun, mengungkapkan hasil temuannya tentang gelombang otak. Hipotesisnya telah dibuktikannya sendiri bahwa setiap aktivitas yang berbeda memunculkan gelombang otak yang berbeda pula. rata-rata otak membagi kegiatannya secara jelas ke dalam kegiatan "otak belahan kiri" (korteks kiri) dan kegiatan "otak belahan kanan" (korteks kanan). Temuan ini sungguh-sungguh mengubah cara pandang tentang potensi dan kreativitas otak manusia.

Sperry menjabarkan, kedua belahan otak (hemisfer) manusia mempunyai fungsi yang berbeda bahkan bertentangan. Otak Kiri adalah otak rasional, lebih bersifat logis, aritmatik, verbal, segmental, fokus, serial (linier), mencari perbedaan dan bergantung waktu. Sedangkan Otak Kanan adalah otak emosional, bersifat intuitif, spasial, visual, holistik, difus, paralel (lateral), mencari persamaan, dan tidak tergantung pada waktu. Otak kanan seringkali dikaitkan dengan wawasan inovasi, produktif, kreativitas dan entrepreneurship. Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan menyeluruh. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non verbal, seperti perasaan, dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (perasaan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran ruang, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas, dan visualisasi.

Setiap individu memiliki kecenderungan untuk dominan pada salah satu dari dua belahan otak yang ada, bisa dominan pada fungsi belahan otak kanan, atau dominan pada fungsi belahan otak kiri.

Individu yang dominan pada belahan otak kiri merupakan individu yang akan nampak teratur, mengerjakan sesuatu dengan aturan yang jelas, ia akan mengerjakan sesutu secara bertahap sebagaimana yang telah ia buat. Individu dengan dominasi otak kiri merupakan individu yang berpikir secara detail. Dalam melihat suatu masalah biasanya ia menganalisa secara mendalam dan rinci. Orang-orang dengan dominan pada belahan otak kiri biasanya merupakan pemikir yang serius dengan mengkaitkan pada logika dan penalaran yang rasional.
Belahan otak kanan adalah sumber intuisi, insight, kiasan, imajinasi. Belahan otak kanan ini memiliki banyak muatan dalam keterlibatannya pada proses kreativitas. Suka melucu adalah salah satu ciri dari belahan otak kanan. Karakteristik itu juga yang kita dapat temui pada orang-orang yang kreatif. Kebanyakan anak-anak lahir dengan kecenderungan dominan pada otak kanan. Belahan otak kanan ini lebih bermanfaat ketika mereka membentuk peristiwa-peristiwa ke dalam suatu pola selama mereka menemukan dunia. Anak-anak pada tahan awal belajar memberikan respon pada bentuk, bau, dan suara yang sudah dikenalinya. Ketika mereka tumbuh dan hubungan antara dua belahan otak mulai dibangun, mereka mulai memperlihatkan kemampuan kognitif yang lebih kuat pada belahan otak kanan baru kemudian belahan otak kiri.

Tetapi individu yang berotak prima adalah mereka yang menggunakan keseluruhan otaknya (baik otak kanan maupun otak kiri) dalam proses berpikir. Ini dimungkinkan karena individu tersebut mempunyai sifat mekanisme kerja otak yang fleksibel. Mempunyai potensi untuk mengintegrasikan kedua bagian otak tersebut secara baik dengan mengadakan peralihan atau pergeseran (shifting) dari satu pola pikir ke pola pikir yang lain, secara timbal balik, menurut kebutuhan sesuai kondisi dan situasi.

Sifat ini yang kini sedang "trend", disebut kemampuan berubah
dalam berpikir. Ada pepatah yang menyatakan bahwa bukan kemampuan inteligensi manusia yang diunggulkan, melainkan kemampuan untuk mampu berubah. Bukankah masyarakat dan dunia senantiasa berubah? Mampukah kita mengikuti perubahan itu dalam berpikir? Dewasa ini pendidikan dan lingkungan lebih memberikan bobot kepada penggunaan otak kiri, yang mengakibatkan lingkungan yang tidak kondusif terhadap kreativitas yang ujungnya kurang membuahkan suatu inovasi. Hal itu yang seharusnya segera diubah.

Ada sebuah jembatan emas yang menjadi penghubung antara kedua bagian otak kita yaitu
Korpus Kalosum. Peranan Korpus Kalosum sangat penting, malahan dikatakan bahwa kecerdasan dan kecerdikan orang terletak pada kemampuan Korpus Kalosum. Nah bagaimana memanfaatkan kedua belahan otak tersebut sehingga Korpus Kalosum sebagai jembatan emas dapat berfungsi optimal serta menghasilkan kreativitas yang membuahkan suatu inovasi?

Pada tahapan awal berpikir, otak kanan berfungsi penting untuk menggali ide dan kreativitas sebanyak-banyaknya. Kreativitas tersebut sebaiknya tidak langsung dianggap sebagai solusi dari suatu permasalahan. Kreativitas tersebut sebaiknya ditampung dan kemudian masuk tahapan selanjutnya dimana otak kiri berperan untuk menilai kreativitas tersebut dengan menggunakan logika dan melakukan tes apakah kreativitas tersebut dapat menjadi suatu inovasi. Selanjutnya dilakukan perbaikan demi perbaikan agar inovasi tersebut dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Pada tahap ini diperlukan keseimbangan otak kanan dan otak kiri dan korpus kalosum memegang peran atau dengan kata lain imajinasi dan logika disatukan untuk menjadikan suatu produk, jasa, sistem, yang baru dan memiliki nilai tambah.

Teknik sederhana ini bersifat universal dan proses ini akan membantu kita agar mampu berpikir secara kreatif tanpa menghilangkan nilai logika. Perubahan cara berpikir menyeluruh (
whole brain thinking) bukan hal yang mudah, namun sangat diperlukan dan bisa dipelajari dan dilatih.

Gambar diperoleh dari sini

"The only limit to your impact is your imagination and commitment",
Anthony Robbins.